Rabu, 23 November 2016

fungsi seni tari untuk anak usai dini

FUNGSI SENI TARI UNTUK ANAK USI DINI
Ada beberapa fungsi atau manfaat dalam mempelajari seni tari bagi anak usia dini yakni sebagai berikut.
1.      Fisik dan Koordinasi mantap
Belajar menari secara rutin memiliki pengaruh bagus pada perkembangan fisik anak. Dengan menari, tubuh anak menjadi lebih lentur, koordinasi pikiran dan gerakannya lebih terkontrol, postur tubuhnya lebih bagus dan bisa mengurangi resiko obesitas dini. Bahkan jiak keahian tari ini terus diasah hingga dewasa, bisa mengurangi resiko beberapa penyakit seperti encok, kepikunan, tulang rapuh, stroke dan penyakit jantung.
2.      Melatih Disiplin
Ketika berjuang menguasi maneuver-manuver dan koreogrfi tarian seorang anak tidak bisa menyontek untuk melakukannya dengan baik. Agar bisa menguasai semua gerakan yang dibutuhkan untuk satu set tarian, anak benar-benar harus dispin dalam berlatih dan memiliki komitmen tinggi.
3.      Meningkatkan Kreatifitas dan Kepercayaan Diri
 Seni tari menuntut seorang anak untuk belajar berekspresi lewat tariannya; hal ini dapat berdampak pada tingkat kreatifitas serta kepercayaan diri di dunia luar sanggar atau sekolah tari. Selain itu, kemampuan fisik dan berolah gerak yang diperoleh dari belajar menari dapat membuat anak merasa percaya diri, yang kemudian dapat berdampak baik pada motivasinya dalam melakukan suatu tugas serta mengejar target di berbagai bidang kehidupan berapapun usianya.
4.      Belajar Bekerjasama, Tidak Melulu Berkompetisi
Dalam dunia sekolah umum, anak sering diajar untuk berkompetisi dengan teman-temannya demi mendapat peringkat tinggi di kelas. Dalam seni tari, terutama jika menarikan banyak tarian berkelompok, anak harus belajar untuk bekerjasama dan berkoordinasi dengan anak-anak lain untuk menghasilkan satu penampilan yang bagus. Hal ini bagus untuk menyeimbangkan jiwa kompetisi dengan semangat kerjasama dan menghilangkan sikap sombong serta mau menang sendiri.
5.      Membentuk Saluran untuk Mekanisme Pertahanan Ego
Yang dimaksud dengan mekanisme pertahanan ego di sini adalah setiap tindakan yang dilakukan setiap kali seseorang habis mengalami sesuatu yang mengguncang sistem nilai, pemahaman serta harga dirinya
Pendidikan seni tari pada anak usia dini adalah salah satu sarana pendiidkan untuk mengembangkan kepribadian anak yang positif dalam mencapai kedewasaan anak. Dalam proses mencapai kedewasaan, anak juga mengalami proses pengalihan kebudayaan sebagai model-model pengetahuan, nilai-nilai dan kepercayaan. Proses pengalihan kebudayaan yang meliputi proses sosialisasi, enkulturasi dan internalisasi, dikenalkan pada anak sejak anak usia dini melalui proses pembelajaran seni tari, anak mampu bersosialisasi dengan guru, lingkungan, sekolah, teman sebaya; anak mampu membentuk pola-pola yangt etap dan mantap melalui proses meniru yang dilakukan secara terus menerus; anak mampu mengembangkan ebrbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadiannya yang ditunjukkan dengan ekspresi gerak. DI samping itu, anak juga dapat mengenal seni budaya, adat istiadat, norma-norma, tata peraturan yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Fungsi seni tari lainnya bagi anak usia dini adalah
1.      Meningkatkan perkembangan emosional anak terutama dalam memperhalus budi pekerti anak.
2.      Mengembangkan kepekaan serta daya cipta (kreasi) anak untuk mengekspresikan.
3.      Mengembangkan kognisi anak.
4.      Merangsang daya imajinasi yang sehat.
Menurut Seefeldt & wasik (2008) kesenian adalah dasar dalam setiap pembelajaran. Kemudian Asef Umar Fakhrudin (2010:198), menjelaskan bahwa semua anak sejatinya mempunyai jiwa seni dalam dirinya. Dalam pembelajaran seni tari tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan seni itu sendiri, akan tetapi juga untuk mengembangkan potensi dan dimensi lain yang dimiliki anak. Berikut ini alasan dasar mengapa seni tari dimasukkan dalam pembelajaran anakusia dini.
1.      Membantu Perkembangan Dasar Anak
a.       Perekembangan Motorik
Elizabeth Hurlock menyatakan bahwa ketiaka anak bermain, yang dalam ini secara alamiah dan otomatis mnggerakkan badan dan organ-organnya, akan menyeruak keterampilan motorik baru yang masing-masing membentuk pola kehidupan.
Menurut Yusuf (Kusumastuti:2009), kemampaun motorik anak dapat dideskrisikan sebgai berikut.
Usia
Kemampuan motorik kasar
Kemampaun motorik halus
3-4 tahun
1.      Naik turun tangga
2.      Meloncat dengan dua kaki
3.      Melempar bola
1.      Menggunakan krayon
2.      Menggunakan benda atau alat
3.      Meniru bentuk (meniru gerakan orang lain)
4-6 tahun
1.      Meloncat
2.      Mengendarai sepeda anak
3.      Menangkap bola
4.      Bermain olahraga
1.      Menggunakan pensil
2.      Menggambar
3.      Memotong dengan gunting
4.      Menulis huruf cetak
menurut Zulkifli (Kusumastuti:2009, menjeaskan gerakan yang sering dilakukan anak-anak dapat dibedakan menjadi 3 golongan.
1.      Motorik statis, yaitu gerakan tubuh sebagai upaya memperoleh keseimbangan gerak pada saat berjalan.
2.      Motorik ketangkasan yaitu gerakan untuk melakukan tindakan yang berwujud ketangkasan dan keterampilan.
3.      Motorik penguasaan, yaitu gerakan yang dilakukan untuk mengendalikan otot-otot tubuh sehingga ekspresi muka terlihat jelas.
Seni tari salah satu alternatif yang bisa dijadikan sebagai media untuk membantu perkembangan motorik anak.
b.      Perkembangan Kognitif
kematanagn berpikir atau kognisi seseorang (anak), menurut Wodsworth (Rasyid, 2012:103), memerlukan proses dan sentuhan pihak lain terhadap dirinya melalui interaksi fisik dan psikis dengan variasi lingkungannya. Pembelajaran seni tari adalah sebuah rangsangan untuk melatih perkembangan kognitif. Anak dilatih untuk berpikir, meniri, berkreasi dan menghafalkan gerakan dalam hal demikian, kematangan berpikir manusia, sebenarnya diawali dengan berpikir simbolik, yang pada akhirnya dapat berfungsi memberikan ketepatan mengingat objek dan pengalaman, serta membantu anak untuk berpikir dalam memecahan masalah.
c.       Perkembangan social dan emosional
Pendidikan emosi dan social  pada  anak, berada pada posisi sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Dalam emosi anak tercermin pada raut wajah mereka yang bahagia, teriakan-teriakan penyemangat, senyum dan tertawa, juga yang lainnya. Melalui seni tari anak belajar unuk melatih mengkpresikan emosi yang posiif. Lalu aspek sosialnya bisa dilihat salah satunya dalam tarikelompok atau berpasangan. Dalam kelompok tersebut anak harus memandang teman-temannya sebagai bagian kelompok \, yang tentunya harus kompak.
d.      Perkembangan bahasa
Dalam pembelajaran seni tari, juga melatih perkembangan bahasa anak. Sesuai yang dijelaskan Didi Suryanto, selaku praktisi, atau guru tari dalam setiap pembelajaran seni tari tidak serta merta langsung mengajarkan gerakan kepada anak, tetapi terlebih dahulu bercerita tentang tema atau judul tari yang akan dibawakan
2.      Mengembangkan Kreativitas anak
Kesenian adalah dasar dalam setiap pembelajaran anak usia dini. Menurut Seefeldt & Wasik (2008), bukannya mengindahkan bidang pelajaran lain akan tetapi tidak ada pembelajaran yang efektif dan berhasil tanpa menekankan kesenian. Menurut Piaget dan Inhelder (Seefeldt & Wasik, 2008) kemampuan atau bakat anak untuk menghadirkan imajinasi (kreativitas) mereka itu berjalan paralel dengan perkembangan kognitif. Hurlock (2002) bahwa kreativitas anak dapat dipupuk atau dibekukan oleh pengaruh lingkungan. Kreativitas dalam seni tari berkaitan dengan adanya penemuan, pengalaman, dan proses pembelajaran untuk menghasilkan ide baru.
3.      Mengembangkan Minat dan Bakat
Pada dasarnya manusia dibekali  potensi yang luar biasa didalam dirinya. Dalam pross berlangsungnya hidup, potensi terseut harus  diasah dan digali sehingga ia menjadi seorang yang ahlidalam bidangnya. Dengan mengenali bakat anak sejak dini, maka bakat anak akan terasah dan terus digali dengan baik.
4.      Melestarikan Budaya Indonesia
Melalui pendidikan seni disekola, selain memang untuk media dalam membantu perkembangan dan pertumbuhananak, disisi lain juga mempunyai visi mengenalkan seni kepada anak usia dini. Dengan harapan, anak mepunyai rasa memiliki, ingin menjaga dan melestarikan salah satu kedubayaan yang tak ternilai tersebut.
Menurut Setyowati, (2006:12) untuk usiapendidikan, seni perlu diberikan kepadaanak sejak dini, khususnya seni tari karenadengan kegiatan menari banyak manfaatyang bisa ditemukan, seperti:
1.      Melatih motorik dan bakat
Dengan gerakan-gerakan tari anak akanmampu mengekspresikan dirinya denganterampil lewat gerak tari dan irama musik sehingga motorik kasar anak bisaberkembang dengan berjalannya waktu.Selain itu anak bisa lebih semangatbelajar saat mendengar hari ini ada pelajarantari apa lagi akan diadakan pentas seni, anak bisa bergerak bebas sesuai dengan iramamusik, melompat, menggerakkan tangan,kepala dan lain-lain yang berhubungandengan motorik kasar anak karena kegiatantari ini dapat mengembangkan kemampuanatau bakat yang mereka miliki.
2.      Kegembiraan
Karena rangsang auditif itu adalahmodel rangsang dengar yang terkesan untuk mengembangkan materi tari melalui bunyi-bunyian yang didengar, misalnya sepertianak langsung bergerak ketikamendengarkan musik yang diputar oleh gurusehingga pada dasarnya anak-anak merasamenemukan kebebasan dalammenggerakkan anggota tubuhnya maupunmengkoordinasikan semua gerakan yangmuncul atau gerakan yang satu dengangerakan yang lainnya sesuai dengan iramadan tempo musik yang diinginkan oleh Ainur Rohmatul Hafida (081684006), Pembelajaran Tari Melalui Rangsang Auditifmasing-masing anak. Anak akan merasagembira dengan melakukan tarian karenagerakannya sederhana dan menarik.
3.      Keberanian
Dari gerakan-gerakan sederhanatersebut seperti melambai ke atas dan kebawah, tepuk-tepuk, memutar pergelangantangan pada saat guru tari memutar lagu.Gerakan yang tidak di sengaja tersebut Gurutari menciptakan suatu gerakan tari yangsederhana yang terinspirasi dari kreativitasmurid-murid. Secara tidak langsung Guru juga melatih mental anak untuk ke arah yanglebih berani dengan mengikutkan merekadalam perlombaan.
4.      Minat
Dari tarian sederhana akan dapatmemunculkan keinginan atau minat anak dalam menyukai dan mengekspresikangerakan yang diinginkan.
5.      Percaya diri
Anak akan merasa percaya diri karenasering mengikuti pentas tari yang dilihatbanyak orang, secara tidak langsung mentalanak akan teruji saat mereka berada di ataspanggung.
6.      Kerjasama
Dengan mengajarkan anak tariberkelompok maka anak juga akan berlatihkerjasama dengan teman, saling membantuketika teman merasa kesulitan saat berlatih,dan juga saling mengingatkan. Dalamfrekuensi interaksi dengan teman sebaya,baik positif maupun negatif, terusberkelanjutan dan makin meningkat padamasa usia prasekolah ini (Hartup, 1983dalam Santrock, 1990:312). Denganbertambahnya usia, anak makin mengetahuibagaimana cara bermain dan bergaul(Hadist, 2004:142).

7.      Nasionalis
Guru tari mengajarkan anak-anak tarian tradisional misalnya menggunakanlagu gundul-gundul pacul, jaranan, dancublak-cublak suweng. Ini dikarenakanuntuk melestarikan budaya bangsa selainitu tarian tradisional banyak mengandungunsur permainan atau dolanan sehinggabaik untuk diajarkan pada anak TamanKanak-Kanak.
8.      Toleransi
Banyak macam tarian yang diajarkan diTK, tarian daerah maupun tarian religius inibertujuan untuk mengajarkan sikaptoleransi antar sesama.Menurut Hibana (2002:26) motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun sangatberpengaruh dalam gerak tari, karena dengangerakan-gerakan tari anak akanmengeluarkan tenaga. Dengan gerakan-gerakan tari tersebut anak akan mampumengekspresikan dirinya melalui gerak taridan irama musik sehingga motorik kasaranak bisa berkembang.
Tujuan Pendidikan Seni Musik dan Tari Anak Usia Dini : Melatih fisik motorik anak.Melatih perkembangan kognitif, afektif. Melatih perkembangan sosial emosi, komunikasi dan bahasa. Melatih minat, bakat, dan kreativitas anak.Menanamkan nilai-nilai pendidikan atau nilai-nilai kemanusian (kepekaan estetis). Melestarikan Budaya Indonesia.
Kemampuan dasar fisik AUD dapat dikenali dari kemampuannya melakukan gerakan keseimbangan, lokomotor, kecepatan, perubahan, ekspresi, teknik, mengendalikan tubuh, gerak yang energik dan koordinasi anggota tubuh. Kemampuan dasar estetik AUD terlihat dari kemampuannya mengungkapkan keindahan tari baik dalam kegiatan penciptaan tari maupun dalam kegiatan menari. Kemampuan dasar kreatif AUD dapat dikenali dari kemampuannya membuat gerak-gerak yang unik, berbeda dengan teman-temannya, bahkan kemampuannya membuat gerak baru, serta kecepatannya menyesuaikan diri dengan teman-temannya, apabila melakukan kesalahan pada waktu menari.
Ciri-ciri khusus pendidikan seni untuk AUD adalah musik dan tari yang sesuai dengan kemampuan dasar anak usia AUD dari aspek intelektual, emosional, sosial, perseptual, fisikal, estetik dan kreatif. Bermain merupakan pendekatan yang paling cocok untuk pembelajaran musik dan tari di AUD.
Bila anak tersebut memiliki minat dan kemampuan dibidang seni tari tak semua anak mampu meniru gerakan tarian dengan tepat hanya dengan melihatnya saja. Namun, anak dengan kecerdasan gerak memiliki kemampuan untuk dapat meniru, menghafal dan menghayati gerakan-gerakan tarian yang dilihatnya. Tak sekedar meniru, tapi juga mampu menampilkannya dengan baik. Sedangkan pada anak yang menggeluti bidang olahraga mereka mampu menangkap maksud pengarahan gerakan yang diajarkan dengan cepat. Selain itu juga mampu untuk menunjukkan ketrampilan teknik dalam melakukan aktivitas olahraga tertentu.
Tujuan pembelajaran seni tari adalah untuk mendemonstrasikan suatu keterampilan motorik., melatih keseimbangan saat bergerak, menempatkan diri dalam peran dan situasi tertentu serta memahami dan memgikuti instruksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar